Waspada, Stroke Juga Menyerang Anak dan Remaja

klikdokter.com
TipsMamah.com  Stroke adalah kondisi dimana aliran darah ke bagian otak tergantung. Dengan gangguang tersebut maka pasokan akan berkurang dan reaksi biokimia akan terbentuk. Reaksi biokimia yang terjadi menyebabkan kerusakan otak bahkan kematian pada sel-sel  otak. Itu dapat menyebabkan kematian karena hilangnya fungsi jaringan.

Jaringan yang mati akan mengakibatkan kelumpuhan pada bagian tubuh yang dikendalikan, hilangnya ingatan bahkan kemampuan dalam bicara. Kini jumlah penderita penyakit ini semakin meningkat dari tahun ke tahun. Stroke merupakan penyakit mematikan nomor dua di dunia setelah jantung. Dan perlu diketahui mah, ternyata penyakit ini tak hanya dialami oleh orang dewasa ataupun orang lansia, anak dan remajapun tak luput dari penyakit ini.

Pernah dengar tentang Gayatri Waillissa mah? Yup, dia adalah remaja dari Ambon yang menguasai 14 bahasa dan menjadi duta ASEAN wakil Indonesia. Gayatri meninggal pada usia 19 tahun karena pendarahan pada daerah otak. Ini bukti bahwa penyakit stroke dapat menyerang anak atau remaja. Stroke pada usia belia dipicu oleh kelainan pembuluh darah otak yang disebut aterio venous malformation (AVM) dan anuerisma (penggelembungan pembuluh darah otak).

Dokter spesialis saraf, Dr.Andreas Harry menjelaskan bahwa aneurisma diderita oleh 1-2 persen dari populasi. Aneurisma adalah kelainan yang dapat diturunkan melalui gen. Tetapi pembuluh akan pecah terjadi sekitar usia 30 atau 40 tahun. Dr. Andreas juga menceritakan pernah menangani pasien yang berusia 13 tahun.
Aneurisma terlihat seperti gumpalan yang menyedot darah. Ini akan menyebabkan alirah darah ke bagian otak akan berkurang. Umumnya penderita mengeluh sakit kepala, pandangan tiba-tiba kabur, pusing, kram di satu sisi, bahkan pendengaran hilang. Gejala yang terjadi bergantung pada lokasi aneurisma yang terbentuk di otak.



Penggelembungan darah otak terjadi karena tidak terbentuk lapisan otot pada pembuluh darah otak. Hal tersebut menyebabkan dinding menjadi tipis dan menggelembung karena semburan aliran darah dalam waktu lama. Dan apabila aneurisma pecah maka terjadilah pendarahan di otak atau yang disebut stroke.

Pemeriksaan aneurisma dilakukan dengan menggunakan USG doppler atau magnetic resonance angiography (MRA). Terapi untuk menanganinya dengan prosedur coiling sehingga aneurisma tersebut dapat tertutup rapat. Sementara itu untuk penderita AVM, dokter biasanya akan melakukan pembedahan dengan kateterisasi.

Umumnya penderita aneurisma tidak menunjukkan gejala yang berartiOleh sebab itu mah, waspadailah jika si kecil kerap mengeluh pusing atau sakit kepala di tempat yang sama.


Komentar yang baik adalah komentar yang cerdas dan berkualitas.
EmoticonEmoticon